Pemerintah Indonesia Resmi Menjadi Anggota Penuh BRICS pada Januari 2025

Pemerintah Indonesia Resmi Menjadi Anggota Penuh BRICS pada Januari 2025

Pemerintah Indonesia secara resmi menjadi anggota penuh kelompok negara-negara berkembang BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) mulai Januari 2025. Keputusan ini menandai tonggak penting dalam kebijakan luar negeri Indonesia serta mencerminkan pergeseran strategis dalam konstelasi global menuju dunia multipolar.

Pengumuman keanggotaan Indonesia disampaikan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato awal tahun di Istana Negara. Ia menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari visi Indonesia menjadi kekuatan global yang mandiri, inklusif, dan berperan aktif dalam membentuk tata dunia yang lebih adil.

“Keanggotaan Indonesia dalam BRICS mencerminkan kepercayaan dunia terhadap posisi strategis dan kapasitas kita dalam berkontribusi terhadap ekonomi global yang lebih seimbang dan berkelanjutan,” ujar Presiden Jokowi.

Jalan Panjang Menuju Keanggotaan

Indonesia sebelumnya telah lama berstatus sebagai pengamat dalam forum BRICS dan kerap diundang dalam pertemuan puncak sebagai mitra dialog. Sejak 2022, pembicaraan intensif dilakukan di tingkat diplomatik, dan pada KTT BRICS 2024 di Kazan, Rusia, kelima anggota pendiri secara bulat menyetujui masuknya Indonesia sebagai anggota penuh mulai 2025.

Langkah ini memperluas cakupan geografis dan ekonomi BRICS, menjadikan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang bergabung secara resmi. Dengan PDB lebih dari USD 1,4 triliun dan populasi terbesar keempat dunia, Indonesia memberikan bobot tambahan yang signifikan dalam forum tersebut.

Peluang dan Tantangan

Keanggotaan penuh Indonesia di BRICS membuka peluang strategis dalam banyak bidang, mulai dari kerja sama ekonomi dan perdagangan hingga teknologi dan keamanan energi. Salah satu keuntungan terbesar adalah akses yang lebih besar ke New Development Bank (NDB), bank pembangunan milik BRICS yang bisa menjadi alternatif pendanaan infrastruktur di luar skema Barat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut baik langkah ini dengan menyatakan bahwa Indonesia akan memanfaatkan keanggotaan BRICS untuk memperluas ruang fiskal, mempercepat pembangunan hijau, dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional terhadap gejolak global.

Namun, keanggotaan ini juga membawa tantangan diplomatik, mengingat beberapa anggota BRICS seperti Rusia dan Tiongkok saat ini tengah berseteru dengan blok Barat. Indonesia dituntut untuk menjaga prinsip politik luar negeri bebas aktif dan tidak terjebak dalam rivalitas geopolitik yang tajam.

Reaksi Global dan Domestik

Langkah Indonesia bergabung dengan BRICS mendapat sambutan beragam dari komunitas internasional. Negara-negara berkembang di kawasan Asia dan Afrika menyambutnya sebagai sinyal positif bagi representasi Selatan Global yang lebih kuat. Sementara itu, beberapa mitra tradisional Indonesia di G7 seperti Amerika Serikat dan Jepang cenderung bersikap hati-hati, menunggu kejelasan arah kebijakan Indonesia di forum tersebut.

Di dalam negeri, berbagai kalangan pengamat menilai keputusan ini sebagai strategi berani yang mencerminkan keinginan Indonesia untuk tampil lebih aktif di panggung dunia. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa keberhasilan keanggotaan akan bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menyelaraskan kepentingan nasional dengan dinamika kelompok BRICS yang sangat beragam.

Penutup

Dengan menjadi anggota penuh BRICS, Indonesia memasuki babak baru dalam diplomasi global. Posisi ini membuka pintu untuk pengaruh yang lebih besar, tetapi juga mengharuskan langkah strategis yang hati-hati. Dunia kini menanti bagaimana Indonesia memainkan perannya dalam membentuk tatanan global baru yang lebih inklusif dan seimbang.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *